Minggu, 27 Januari 2019

Kelapa Sawit

KEBUN KELAPA SAWIT 


Klasifikasi kelapa sawit :

Kingdom:  Plantae
Subkingdom:  Tracheobionta
Superdivision:  Spermatophyta
Division:  Magnoliophyta
Class:  Liliopsida
Subclass:  Arecidae
Order:  Arecales
Family:  Arecaceae
Genus:  Elaeis
Species:    Elaeis guineensis (sawit bali/sawit afrika)
                  Elaeis oleifera (sawit amerika)

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.


Sebagai bahan baku industri, kelapa sawit terkenal sebagai sumber minyak nabati yang di kenal dengan sebutan minyak sawit atau palm oil. Selain sebagai minyak makan, minyak sawit juga dapat digunakan sebagai pengganti lemak susu dalam pembuatan susu kental manis dan tepung susu skim. Bahkan produk pembersih seperti sabun mandi merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit.

Selain memberikan dampak positif perkebunan kelapa sawit juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Dampak negatif yang pertama adalah pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit dengan cara membakar lahan. Menyebabkan terjadinya Banjir karena sawit tidak mampu menyerap air dengan baik.

Dampak negatif yang terungkap dari aktivitas perkebunan kelapa sawit diantaranyai:
  1. Persoalan tata ruang, dimana monokultur, homogenitas dan overloads konversi. Hilangnya keaneka ragaman hayati ini akan memicu kerentanan kondisi alam berupa menurunnya kualitas lahan disertai  erosi, hama dan penyakit.
  2. Pembukaan lahan sering kali dilakukan dengan cara tebang habis dan land clearing dengan cara pembakaran demi efesiensi biaya dan waktu.
  3. Kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur seperti sawit, dimana dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12 liter (hasil peneliti lingkungan dari Universitas Riau) T. Ariful Amri MSc Pekanbaru/ Riau Online).   Di samping itu pertumbuhan kelapa sawit mesti dirangsang oleh berbagai macam zat fertilizer sejenis pestisida dan bahan kimia lainnya.
  4. Munculnya hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan  karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman akibat monokulturasi.
  5. Pencemaran yang diakibatkan oleh asap hasil dari pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan  pembuangan limbah, merupakan cara-cara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dalam jangka waktu yang lama.  Hal ini semakin merajalela karena sangat terbatasnya lembaga (ornop) kemanusiaan yang melakukan kegiatan tanggap darurat kebakaran hutan dan penanganan Limbah.
  6. Terjadinya konflik horiziontal dan vertikal akibat masuknya perkebunan kelapa sawit. sebut saja konflik antar warga yang menolak dan menerima masuknya perkebunan sawit dan bentrokan yang terjadi antara masyarakat dengan aparat pemerintah akibat sistem perijinan perkebunan sawit.
  7. Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor

0 komentar:

Posting Komentar